Expiration Notification for Office 365 Home Premium Preview

cuma bisa bersedih… Wajah menangis

Dear alfain suhuda,
Your subscription to Office 365 Home Premium Preview will expire on Monday, April 01, 2013. To avoid a possible interruption of your subscription service, please renew your subscription by Monday, April 01, 2013.
Office 365 Home Premium is now available for purchase. Visit
http://office.com to learn more and subscribe today.
To view or change your billing account, go to
https://commerce.microsoft.com, and select one of the following options:

  • To update payment information, select ‘payment options’, click the payment option name, then click ‘edit’.
  • To view a billing statement for a payment method, select ‘payment options’, click the payment option name, then click ‘view transactions’.


If you have already renewed your subscription, please accept our thanks.
Thank you for using Microsoft Online Services.
The Microsoft Office Team

bagi penulis, ini saatnya “mudik” ke asal. sebab perinsipnya adalah, hidup dengan keberkahan allah. masa-masa gratis sudah selesai, yasudah mau apa lagi?, toh cuma hanya begini bukan berarti dunia juga berakhir!…

Senyum keren ini judulnya menghibur diri, membesarkan hati…

percaturan politik 2013 bag.2

Tahun 2013 adalah tahun “perpolitikan panas” karena segala tindak-tanduk percaturan politik negeri ini akan berefek secara masif pada hajat terbesar demokrasi pada 2014 dan tentunya sebagai barometer perpetaan politik Indonesia setidaknya pada 5 tahun ke depan. Berbagai spekulasi pun begitu riuhnya dilontarkan oleh awak media ke publik Indonesia, bagai menjual sup-panas di musim hujan. Berbagai analis dan/atau pengamat politik di manfaatkan betul oleh awak media untuk menyusun dugaan-dugaan percaturan  “panas” politik untuk kemudian “dijual” ke publik di seantero nusantara. Tak ayal untuk mempertajam antusiasme publik, berbagai analisis ilmiah pun di kemukakan secara “intelek”. Semua berlomba-lomba agar senantiasa up-to-date pada pecaturan “panas” ini, bahkan parahnya ada juga yang sampai rela mengorbankan ke-objektifan pemberitaan demi meraih antusiasme publik. Bagai gayung bersambut, berbagai pihak pun tak ingin ketinggalan memanfaatkan momen penting ini untuk “setidaknya” membentuk opini publik yang meninggikan kepentingan-kepentingan mereka. Sehingga tahun 2013 tak sekedar tahun politik (pencitraan, percaturan, pertarungan), tapi jauh lebih luas dari itu, lebih tepatnya ini adalah tahun “singgasana demokrasi”. Perlombaan besar untuk meraih pemenangan opini publik demokrasi yang akan mengalirkan tidak hanya “suara”, tetapi uang, ketenaraan, loyalitas, intelektualitas, dan yang terakhir yang jauh lebih penting dari semua itu adalah “kearifan berdemokrasi”.

atmosfer panas mulai terasa pada awal 2013 ini, guncangan yang menggoyang beberapa partai politik pun mulai terlihat kembali. entahlah apa yang terjadi, media berduyun-duyun menamakan ini peperangan politik. tak tanggung-tanggung guncangan ini menerpa partai-partai besar, sepintas lalu bagai pertandingan bola yang senantiasa saling serang, bertahan, menyerang lagi, bertahan, bertahan, menyerang, dan seterusnya. kisah perpolitikan dalam berdemokrasi ini pada dasarnya memberikan pembelajaran sekaligus potret publik negeri ini. meskipun yang cendrung terlihat dan termediakan adalah perpolitikan tidak sehat dengan segala efeknya, seperti korupsi, nepotisme, kolusi, konspirasi, pembalikan fakta, kampanye hitam, dll. inilah yang sungguh menghawatirkan merusak kesehatan berpolitik negeri demokrasi ini. tapi ternyata, dalam sekelumit peristiwa politik kotor ini, masih ada kisah-kisah politik bersih, adil, dan profesional yang di tunjukkan oleh para pelaku politik aktif yang minim termediakan.

tahun politik 2013 ini oleh para spekulan politik (analis, pengamat, media, tokoh, bahkan akademisi) dinamai sebagai tahun pragmatis untuk memboyong kemenangan pada pesta akbar 2014. mereka senantiasa merefleksikan segala hal sarana-sarana politik tahun ini ke arah pilpres 2014. bukanlah suatu kebetulan bila 2013 ini adalah tahunnya pemilukada di beberapa daerah, yang pada dasarnya adalah siklus rutin yang silih-berganti. namun hal rumlah ini menjadi kotak spekulasi yang panas, mengingat pemilukada di pulau jawa dan di beberapa daerah di pulau lain memiliki total pemilih yang segnifikan besarnya. sehingga dapat menjadi ajang untuk mengukur sejauh apa peta kekuatan partai politik untuk mengukur kesanggupan pemenangan pada 2014 nanti. mulai dari 2012 lalu, pemilukada tingkat 1, Banten, DKI, Jawa Barat, Sumatra Utara, dan beberapa daerah tingkat 1 & 2 lainnya. permainan-permainan indah dapat kita amati pada pergulatan pemilukada ini, serta efek internal dan eksternal yang mendinamisasinya.

hampir tidak ada peristiwa-peristiwa pendewasaan demokrasi negeri ini, yang terlepas dari prasangka-prasangka kepentingan maupun sarana perpolitikan praktis. tapi yang mesti di garis bawahi oleh publik, inilah dunia “berdemokrasi dengan sarana politik”. yang terjadi sesungguhnya bukan hanya kepragmatisan politik, tapi jelas bahwa ini adalah dinamika perpolitikan yang memang demikian adanya. kita sebagai publik pun secara definitif adalah insan politik yang tidak bisa lepas tangan begitu saja. segala informasi & peristiwa yang tergulirkan di segala ranah media yang ada, pada dasarnya adalah menu untuk menerbitkan opini. maka menjadi suatu keniscayaan, penentu pemenangan opini yang bergulir adalah kita sebagai publik itu sendiri, karena publik itu sendirilah sebagai tokoh utama dalam dunia demokrasi ini. namun sayangnya tokoh utama perpolitikan ini senantiasa kalah terbawa arus gelombang media komersil yang mungkin saja membawa kepentingan-kepentingan politik praktis yang publik tidak ketahui.

Integrasi keilmuan [dalam konteks institusi islam yang bergerak pada dunia pendidikan tinggi]

Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

bismillahirrahmaanirrahiim.

pembaca yang dirahmati allah, alhamdulillah ;>alfainvers kali ini akan mengangkat tema “integrasi keilmuan” yang tentunya tidak jauh-jauh dari kampus penulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. tepat 2-3 maret 2013/19-20 rabiul akhir 1434, akhir pekan kemarin UIN Syahid melaksanakan wisuda ke-89, beriringan dengan itu terbit pula Jurnal Wisuda yang bertemakan sangat menggit bagi penulis, yaitu “reintegrasi ilmu-usaha panjang bersama-”. kenapa menggigit?, karena selain tulisan-tulisan & wawancara para tokoh & birokrat kampus, di jurnal tersebut juga memuat wawancara pendapat seluruh perwakilan elemen civitas akademika UIN Syahid. yang sejalan dengan pendapat penulis selama ini.

secara garis besar pendapat seluruh perwakilan elemen civitas akademika UIN Syahid dan tulisan-tulisan yang di muat apik dalam jurnal wisuda kali ini saling seiring-sejalan mengonstruksi bangunan utuh integrasi keilmuan itu sendiri, tentunya pendapat tersebut tertuang sesuai dengan porsinya. garis besar yang dimaksud terdapat pada definisi “integrasi” yang lebih arif & bijak di gunakan daripada “islamisasi” dalam studi keilmuan pada konteks mikro dan makro. sebab kata “islamisasi” mengandung makna yang sangat berat, dilematis, dan mengerdilkan baik pada sisi ilmu maupun islam itu sendiri. sebab sebagai intelektual muslim sejati, janganlah terjebak dengan kata apalagi istilah. alih-alih ingin mengonstruksi suatu bangunan kokoh, malah justru mendestruksi bahkan menghancur-leburkan bangunan kokoh yang sudah lama dirintis dan dibangun oleh para pendahulu.

mohon maaf bila pendapat penulis ini agak kurang mengenakkan di telinga para pembaca yang budiman. karena bagi penulis kemurnian islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin wajib di tegakkan, tapi dengan cara-cara yang benar, baik, arif, dan bijaksana; [watawashobil haq watawashobis shobr]. janganlah terjebak kata dan istilah. integrasi keilmuan mencoba mengembalikan kerangka berpikir ilmiah sesuai pada porsi & ranah yang di embannya untuk menuju ke satu tujuan yang utuh, dengan sarana yang berbeda-beda sebagaimana yang telah dirintis & dibangun oleh para pendahulu. takkan pernah lupa di benak kita pada kisah di utusnya seorang sahabat untuk mempelajari beberapa bahasa internasional yang di pakai kala itu hanya dalam waktu tidak lama, yang di niatkan oleh rasulullah saw untuk sarana dakwah islam kala itu. bila kita lompat jauh kepada era pertengahan masa keemasan islam pada hampir seluruh cabang ilmu, dunia islam tak henti-hentinya melahirkan para ilmuan berkaliber internasional kala itu, bahkan mereka adalah para peletak batu pertama pada cabang-cabang ilmu yang dirintis kala itu. meskipun sejarah tidak menutup perdebatan yang terjadi di antara mereka, namun itu adalah rahmat yang melahirkan kearifan ilmu di kemudian hari.

disini penulis beserta almamater penulis mengajak para pembaca yang di rahmati allah untuk bersama-sama menjadi insan yang robbani, yang mampu mengorientasikan segala aspek kehidupan untuk beribadah kepada Allah swt sesuia dengan teladan paripurna Rasululah saw. salah satunya adalah pada dunia keimuan, dalam islam tidak mengenal dikotomi ilmu dan egoisme islamisasi ilmu yang mengerdilkan islam itu sendiri, yang [kita]islam kenal dari dahulu ialah integrasi keilmuan yang arif & bijaksana. semangat watawashobil haq watawashobis shobr haruslah kita internalisasi dalam segala aspek nafas kehidupan kita, termasuk dalam hal menuntut ilmu.

walahuaalam…

wassalam…